Dari Aku Perempuan Untukmu Perempuan
Gambar-putri mendapatkan doorprize, doc. putri |
Suatu hari, penulis pernah membaca salah satu tulisan yang dibagikan oleh ning Khilma Anis dalam postingan Instagramnya, beliau berpesan untuk perempuan, yang kurang lebih seperti ini; “Belajarlah menulis karena saat hatimu terluka maka kamu bisa menuliskan nya menjadi sebuah karya.”
Berbicara mengenai hati, menjadi seorang perempuan tentunya memiliki hati yang lebih sensitif dan perasa. Perempuan lebih mudah meluapkan emosionalnya dengan cara menangis ketika ada sesuatu yang dirasa kurang mengenakkan ataupun yang sangat menggembirakan.
Namun tidak mengapa, ketika dirimu mudah sekali meneteskan air mata, itu menandakan bahwa hatinya begitu lembut.
Menurut penulis, menjadi seorang perempuan adalah sebuah nikmat yang harus selalu kita syukuri, dimana Islam menjunjung tinggi derajat perempuan. Dalam Al-Qur’an terdapat salah satu surat yang diberi nama surat An-Nisa. Sehingga disini merupakan salah satu bukti bahwa Islam sangat memuliakan perempuan.
Perlu kita ketahui dan kita sadari bahwa sebelum kelahiran Nabi Muhammad Saw, posisi perempuan sangatlah memprihatinkan. Bagaimana tidak! Karena diriwayatkan kala itu para perempuan dianggap seperti barang yang bisa dipakai dan dibuang begitu saja.
Dalam suatu riwayat dicerikatan bahwa dikala istri-istri orang jahiliyah melahirkan anak perempuan maka ada yang langsung dikubur hidup-hidup. Namun setelah datangnya Nabi Muhammad, posisi perempuan sangat di muliakan, bahkan hadis nabi pun menyebutkan, posisi ibu berada ditingkat tertinggi, disebutkan nabi sebanyak 3 kali baru setelah itu adalah ayah.
Dari hal-hal diatas maka patutlah kita sebagai perempuan muslimah bersyukur karena posisi kita sangat di muliakan. Islam telah menyetarakan kita. Kita diberikan kehormatan yang setara dengan laki-laki. Perbedaan jenis kelamin tidak membuat kita dibedakan, namun kita di istimewakan.
Lantas apa yang harus kita berikan untuk Islam?
Sebagai generasi perempuan yang hebat maka jagalah diri kita dengan sebaik-baiknya, patuhi perintahnya, sebarkan dan amalkan ilmu kita dimanapun kita berada, teruslah menuntut ilmu karena dirimu nantinya akan menjadi madrasatul ula, bila saat ini dirimu tidak terdidik, lantas bagaimana caramu nanti dalam mendidik putra-putrimu.
Untuk teman perempuan diluar sana kuatkan pundakmu. Karena menjadi seorang perempuan adalah sebuah anugerah dari Tuhan. Sehingga kamu sangatlah hebat bisa kuat sampai sekarang.
Selain itu, juga kuatkan pundakmu, besarkan lagi rasa sabarmu, lapangkanlah hatimu seluas samudera, jadilah perempuan yang selalu legowo dalam menghadapi arus ombak yang terkadang tenang dan terkadang tiba-tiba menghantam dirimu. Bila sedang terjatuh, bangkitlah dan mulailah berjalan, yang terpenting selalu libatkan penciptamu dalam setiap langkah kakimu, karena ketika hatimu selalu terhubung dengan-Nya (Allah) maka hidupmu akan selalu bahagia oleh-Nya.
Teruslah memperbaiki diri, eksplor diri, asah skill, bersinarlah tanpa meredupkan sinar orang lain. Manfaatkanlah sinarmu untuk menyinari perempuan yang lainnya. Kamu juga tak perlu membalas orang-orang yang melukaimu ataupun menyakitimu, karena ketika kamu membalas maka tak ada bedanya antara kamu dengannya.
Tips dari penulis agar kamu terlihat lebih bijaksana, sikapilah dengan baik segala sesuatu yang ada disekitarmu. Namun bila dirasa kamu tidak kuat maka menghindarlah, karena kamu harus fokus dengan dirimu agar nantinya kamu bisa menjadi bintang yang berseri.
Perihal pernikahan penulis juga berpesan, jngan terburu-buru ingin menikah bila kamu belum selesai dengan diri sendiri. Karena menikah itu merupakan ibadah yang lama, maka perlu kamu persiapkan sepenuhnya mulai dari sekarang! apalagi kamu adalah seorang perempuan, kamu akan jadi seorang ibu, dimana seorang ibu itu secara nyata dituntut untuk serba bisa, karena bagaimana nanti dirimu dalam menyikapi anak itu sangat penting sekali yang harus kamu pelajari.
Disaat kamu belum punya ilmu-ilmunya maka dirimu sendirilah yang akan merasa kesulitan nantinya.
Pengalaman dari banyak cerita beberapa teman penulis yang buru-buru menikah, kebanyakan dari mereka mengalami depresi dan berujung pada perceraian. Mengapa begitu? Salahsatunya yakni karena belum selesai dengan diri sendiri akan tetapi sudah sudah terburu-buru untuk menikah.
Namun dalam sudut pandang disini, bukannya penulis menyalahkan mereka yang memilih menikah cepat, melainkan tentunya menikah lebih awal sebenarnya juga sangat baik karena dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Penulis ingin menekankan bahwa untuk menuju jenjang pernikahan, seorang perempuan alangkah baiknya sudah memiliki bekal yang cukup. Ibarat seorang musafir, tentunya harus punya persediaan makanan untuk perjalanan panjangnya. Begitupun dengan perempuan dalam menjalani pernikahan.
Seumur hidup itu lama! Maka harus dipersiapkan. Lagian pernikahan bukanlah sebuah perlombaan, pilihlah laki-laki yang bisa mensuport secara immaterial (mindset, komunikasi, dan emosi), karena untuk perjalanan pernikahan yang panjang, kamu butuh orang yang sama-sama berusaha mempertahankan dan berkomitmen. Siapkan mental untuk menghadapi hal-hal yang nantinya tak terduga, karena kalau hanya soal cinta aja masih kurang.
Lebih lagi, berbicara mengenai pernikahan, pastinya seorang perempuan akan mengalami fase dimana ia akan di beratkan oleh dua pilihan. Pilihan tersebut yakni, menunggu orang yang dicintainya atau memilih menerima orang yang mencintainya? Menurut penulis diposisi seperti ini perempuan haruslah bisa bijak.
Namun jangan khawatir, karena kamu bisa membicarakan ini kepada pasanganmu, apakah dia meminta ditunggu atau tidak. Menunggu bukanlah hal yang mudah, karena kamu tidak memiliki jaminan bahwa saat kamu memilih menunggu orang kamu cintai, nantinya ia akan menikahimu, jadi belum pasti. Maka menjadi seorang perempuan kamu haruslah sudah siap dengan segala resiko dan konsekuensi dari semua yang kamu pilih.
Mengingat yang dipesankan oleh Ning Khilma diatas, penulis ingin memberikan secercik kalimat, bahwa “Ketika hatimu tersakiti, kamu bisa mengubahnya menjadi sebuah karya yang penuh makna, manfaatkanlah rasa sakit dan sesak itu untuk menjadikan kamu lebih baik lagi, jadikan motivasi untuk mengejar impian-impianmu.
Maka wahai perempuan, buktikan bahwa kamu masih bisa berdiri tegak nan kokoh meskipun hatimu sedang hancur. Namun disaat seperti ini, kamu jangan sampai berputus asa, melainkan fokuskan dan sibukkan dirimu untuk memperbaiki diri. Dan disaat kamu sudah berhasil dalam memperbaiki diri, Allah lah yang akan menghadirkan laki-laki yang setara denganmu.
Saat ini, kita hidup dalam zaman di mana kekuatan perempuan semakin mengemuka, di mana suara-suara kita semakin didengar, dan di mana solidaritas perempuan menjadi semakin kuat. Mari kita terus mendukung, menginspirasi, dan memperjuangkan satu sama lain.
Jadilah perempuan yang pemberani, jadilah berani menjadi dirimu sendiri, dan ingatlah bahwa kamu tidak pernah sendiri dalam perjalanan ini. Bersama, kita bisa membangun dunia di mana setiap perempuan merasa diperhitungkan, dihormati, dan bebas. Terima kasih telah membaca tulisanku ini, mari kita lanjutkan perjuangan bersama.
Penulis : Putri Dharma Yanti, Anggota UKM Penalaran dan Penulisan Griya Cendekia UNUGIRI
**Telah tayang pula di media online blokBojonegoro.com dengan judul Dari Aku Perempuan Untukmu Perempuan
terus berkarya dan cinta menulis man teman.,
BalasHapus